.:':. Apatheia blog .:':.

Manusia menjadi berbahagia kalau ia bertindak sesuai dengan akal budinya. Kebahagiaan itu sama dengan keutamaan. Kalau manusia bertindak secara rasional, kalau ia tidak dikuasai lagi oleh perasaan-perasaannya, maka ia bebas berkat ketenangan batin yang disebut "apatheia"
it is a concept, or mental exercise of letting go of your problems, at least the ones you have no control over, and letting God deal with them.
celoteh Apatheia | OpenYourMind | Apatheia story | Catatan | Style

Celoteh Apatheia

Saturday, December 25, 2010

Apa Adanya Hidupku

Lama amat ga nulis yaks?? dan herannya keinginan nulis muncul ketika tugas paper 3 biji lum satu punyg benar2 dah fix.. hmm godaan godaan
Makanya nulisnya singkat aja. Belakangan lagi merasa sangat "negative" ma hidupku sendiri, jarang lagi berdua-dua khusyuk dgnNYA, jrg lagi menangis di pangkuanNya, flat banget msti aku tahu didalam sana ada sesuatu yang bergolak, keresahan yang aku redam, aku tekan dalam, aku tutupi dengan berbagai tawa itu... Tapi beberapa hari ini aku nyerah, kalah, ketika tumpukan masalah seakan tidak henti... dan aku kalah, ga bisa ngapa-ngapain.. lalu aku seperti diingatkan betapa aku telah jauh meninggalkan hati ketika mendekat padaNya, betapa aku terlalu menanggapi tanggapan manusia yg tidak ada apa2nya dibanding DIA
Lalu aku berlari mendekat lagi, hanya alunan istighfar dari mulutku tanpa mampu meminta hal lain, aku malu.. Aku tidak naek kelas dalam ujian ini, aku malu Tuhan... Aku mau dekat denganMu, lebih dekat lagi dari saat itu..

Labels:

Wednesday, September 01, 2010

Pelangi Badai dan Hujan


Pelangi itu begitu utuh, setengah lingkaran penuh, sempurna dengan me-ji-ku-hi-bi-ni-u – nya. Mencolok ditengah-tengah kelabunya langit di sisi timur. Entah bidadari-bidadari itu tengah mandi sore di sungai sebelah mana. Yang jelas mereka meninggalkan pelanginya dengan cantiknya.
Bergegas kuambil kameraku, ingin kuabadikan pelangi pertama ku di kota ini. Seperti dulu aku mengabadikan pelangi bersamamu.... dulu sekali.
Kunikmati persembahanNya sore ini dengan takzim. Namun, tiba-tiba, cepat, tanpa pertanda dan permisi, angin kencang berhembus ke barat. Merontokan daun-daun. Menggetarkan pertahanan tubuhku yang berdiri menikmati Pelangi. Menerbangkan debu-debu dengan ganasnya. Hingga mataku tak mampu menatap pelangi di ufuk timur. Kupicingkan mata .Tak sanggup.Lalu kupejamkan mata. Hingga kudengar suara air. Aha... hujan kini tumpah tanpa prologue. Menderas seketika hingga kurasakan lantai diteras ini basah. Dan ketika kubuka mata aku tahu dengan pasti Pelangi telah meluruh. Mungkin bidadari-bidadari tadi lari terbirit-birit karena diguyur hujan tanpa permisi.
Aku menikmati hujan. Orang-orang yang tadi masih berusaha melawan angin, kini menyerah pasrah pada Sang Hujan, menepi dan sambil menikmati atau mungkin justru merutuki hujan. Dari arah dalam rumah, ku dengar si Mbok, ngomel-ngomel karena cucian belum sempet diangkat ketika hujan bertandang.
Bip..bip... sebuah pesan masuk ...
“ mungkinkah kau ingat semua atau kau lupakan semua ? “
Pengirim : one in the past.
Terhenyak. Sekelumit kalimat dari lagu lawas INDRA LESMANA yang dulu sering kita senandungkan bersama, kini terkirim padaku.
Lalu aku teringat pada pelangi tadi sore. Sebuah bingkai di kelabunya langit yang sempurna. Seperti kebahagian yang dulu kau beri. SEMPURNA. Tanpa cela. Hingga aku tergerak untuk mengabadikannya. Dan tepat seperti sore itu, ketika kesempurnaan tengah kunikmati. Badai menghempas, hingga aku hanya mampu memejamkan mata dan melupakan kebahagiaan yang pernah ada. Aku hanya berpikir untuk mampu berdiri melawan badai. Hingga tanpa kusadari badai itu telah berganti hujan yang meluruhkan seluruh pelangi yang pernah kita cipta. Berganti tangisan tiada henti. Menghujam, menderas dan tanpa ampun... tepat seperti saat aku menangisi kepergiaan kita, luruhnya kita dihempas badai yang hanya sekejap.
Tapi aku yakin, tangis ini akan berhenti dan berganti dengan matahari. Seperti hujan kali ini yang sekarang telah berhenti lagi-lagi tanpa permisi. Air-air hujan seperti terisap begitu saja ke langit ketujuh. Langit kembali cerah dengan matahari yang gagah, semburatkan warna jingga meski tak mampu menyecap habis sisa-sisa deras hujan. Lantai bumi masih basah mewanti-wanti orang-orang untuk berhati-hati ketika ingin kembali melanjutkan perjalanan. Layaknya hatiku yang akan kembali berlayar pergi meski dengan sisa-sisa luka yang akan membuatku lebih kuat dan berhati-hati.
“ Permisi mbak, saya mau ngepel lantai dulu “ suara si Mbok menganggetkanku sekaligus menarikku kembali ke dunia nyata. Ketika sore ini kembali seperti biasa dengan deretan kendaraan dan sepeda motor yang kembali melaju di jalan depan rumah, barisan burung yang terbang mengangkasa dan puluhan pasang kaki yang akan sekedar jalan sore atau jogging di taman depan rumah.
“Dan akhirnya semua akan kembali kepada sore yang biasa, pada suatu ketika, ketika aku harus kembali melangkah hingga bertemu kembali dengan cinta diujung jalanku..... “
Sent to : one in my past.


Jogja, 02 Juli 2010

Tuesday, August 31, 2010

The Day


Aku tahu hari itu akan datang
Hari yang aku tahu akan datang bahkan sejak pertama kali aku melangkah mundur
Hari yang aku rasa dulu tak akan sanggup aku hadapi
Hari yang ingin sekali aku lalui begitu saja
Ingin sekali kutulis seuntai kata untukmu, agar sekedar kamu tahu aku tahu
Tapi untuk itupun aku tak mampu, rasanya tak tega merusak harimu dengan kenangan masa lalu
Dia yang memilihmu dan Engkau yang memilihnya
Perempuan yang pernah hadir diantara kita dan selalu ada disana ...
Dan engkau memilihnya.....
Meskipun hatiku berkata tidak rela
Lantas apa ? Mengharap keajaiban datang ?? Dan membuatmu kembali bersedih?? Itu pun aku tidak rela
Lantas apa? Sedang aku hanya sandunganmu dimasa lalu, yang lantas kau lupa begitu saja
Jadi salahkan jika tak sanggup kuucapkan “ SELAMAT “, karena aku tidak ingin membohongi diriku sendiri dan mengatakan semua baik2 saja tanpamu................

Thursday, February 25, 2010

Happy Birthday

Ingin kuberikan kado yang terbungkus rapi dan bersampul biru, lalu kusenandungkan lagu selamat ulang tahun di dini hari lalu beribu-ribu doa akan kulantunkan untukmu lantas kita rayakan hari ini dengan sebuah makan malam romantis seperti maumu dan diakhiri dengan nonton film seperti mauku. Dan aku tahu kamu akan bilang kamu bukan lagi berondong karena umur kita sama sekarang. Dan tak mau lagi aku panggil "Adek".
Aku sudah merencanakan semuanya dengan matang, bahkan sejak setahun kemarin.
Tapi kenyataannya, jangankan merayakan itu, sekedar pesan singkat pun tak lagi mampu kukirim. Meski berjuta -juta rangkaian kata itu telah tersimpan rapi dikepala... Namun benteng ini menahanku, ketakutan itu menyergap segala anganku....
Waktu, jangan biarkan hari ini berakhir terlalu cepat........ tunggu aku mengumpulkan keberanian untuk sekedar mengucapkan itu, untuk sekedar dia tahu aku masih mengingat hari ini. Tunggu aku... Aku hanya ingin bilang
" Selamat Ulang Tahun.. "

Monday, February 08, 2010

Setahun

Seharusnya waktu bukan ukuran untuk menakar dalamnya hati. Aku tahu. Tapi tahukah kamu setahun ini terasa begitu lama menyiksaku.

Tepat setahun yang lalu, aku mulai kehilangan arti kebahagiaan itu, meski sejuta kebahagiaan lain menghampiri tapi aku tahu bukan itu yang aku cari. Mereka bilang aku kurang bersyukur, mungkin iya. Tapi aku tidak pernah mampu mengingkari nurani.
Tepat setahun yang lalu, aku salah menilai diriku Aku pikir aku mampu tanpa kamu.
Tepat setahun yang lalu, aku terakhir melihat matamu yang berkaca-kaca sekaligus penuh amarah. Mata yang tidak pernah menetap seperti gas helium. Mata yang tak pernah mampu kuselami.

Mereka bilang.........
Seharusnya setahun waktu yang cukup untukku berpaling dan melangkah, karena setahun itu juga membuktikan ketidakmengertianku akan jalan pikiranmu. Berbedanya pilihan hidup yang kita ambil. Tapi hatiku masih enggan beranjak dari situ, bersembunyi diantara debu-debu kenangan itu.

Aku letih, letih sekaliiiii..............

P.S : Tuhan, Ijinkan aku sekali saja bertemu dengannya hanya untuk biarkan dia dan kenangannya berlalu...

Labels: ,

Sunday, January 24, 2010

Terpilih



Bahkan saat kau tak ada pilihan 
Aku pun tak terpilih....

Monday, January 11, 2010

masih belum bisa

Masih belum bisa aku melepasmu
Masih belum mampu mendamaikan kalbu
Masih belum yakin aku kehilanganmu

Sejuta bahagia menghampiri
Banyak cinta menawari
Tapi bukan itu yang aku cari

Mungkin aku keterlaluan
Mungkin aku irrasional
Mungkin aku gangguan


Tapi perih ini masih setia disana
Membingkai setiap gerak gerikku
Andaikan ku sanggup untuk berlari kupastikan aku kan berlari

Tapi aku tak sanggup...