.:':. Apatheia blog .:':.

Manusia menjadi berbahagia kalau ia bertindak sesuai dengan akal budinya. Kebahagiaan itu sama dengan keutamaan. Kalau manusia bertindak secara rasional, kalau ia tidak dikuasai lagi oleh perasaan-perasaannya, maka ia bebas berkat ketenangan batin yang disebut "apatheia"
it is a concept, or mental exercise of letting go of your problems, at least the ones you have no control over, and letting God deal with them.
celoteh Apatheia | OpenYourMind | Apatheia story | Catatan | Style

Celoteh Apatheia: Pelangi Badai dan Hujan

Wednesday, September 01, 2010

Pelangi Badai dan Hujan


Pelangi itu begitu utuh, setengah lingkaran penuh, sempurna dengan me-ji-ku-hi-bi-ni-u – nya. Mencolok ditengah-tengah kelabunya langit di sisi timur. Entah bidadari-bidadari itu tengah mandi sore di sungai sebelah mana. Yang jelas mereka meninggalkan pelanginya dengan cantiknya.
Bergegas kuambil kameraku, ingin kuabadikan pelangi pertama ku di kota ini. Seperti dulu aku mengabadikan pelangi bersamamu.... dulu sekali.
Kunikmati persembahanNya sore ini dengan takzim. Namun, tiba-tiba, cepat, tanpa pertanda dan permisi, angin kencang berhembus ke barat. Merontokan daun-daun. Menggetarkan pertahanan tubuhku yang berdiri menikmati Pelangi. Menerbangkan debu-debu dengan ganasnya. Hingga mataku tak mampu menatap pelangi di ufuk timur. Kupicingkan mata .Tak sanggup.Lalu kupejamkan mata. Hingga kudengar suara air. Aha... hujan kini tumpah tanpa prologue. Menderas seketika hingga kurasakan lantai diteras ini basah. Dan ketika kubuka mata aku tahu dengan pasti Pelangi telah meluruh. Mungkin bidadari-bidadari tadi lari terbirit-birit karena diguyur hujan tanpa permisi.
Aku menikmati hujan. Orang-orang yang tadi masih berusaha melawan angin, kini menyerah pasrah pada Sang Hujan, menepi dan sambil menikmati atau mungkin justru merutuki hujan. Dari arah dalam rumah, ku dengar si Mbok, ngomel-ngomel karena cucian belum sempet diangkat ketika hujan bertandang.
Bip..bip... sebuah pesan masuk ...
“ mungkinkah kau ingat semua atau kau lupakan semua ? “
Pengirim : one in the past.
Terhenyak. Sekelumit kalimat dari lagu lawas INDRA LESMANA yang dulu sering kita senandungkan bersama, kini terkirim padaku.
Lalu aku teringat pada pelangi tadi sore. Sebuah bingkai di kelabunya langit yang sempurna. Seperti kebahagian yang dulu kau beri. SEMPURNA. Tanpa cela. Hingga aku tergerak untuk mengabadikannya. Dan tepat seperti sore itu, ketika kesempurnaan tengah kunikmati. Badai menghempas, hingga aku hanya mampu memejamkan mata dan melupakan kebahagiaan yang pernah ada. Aku hanya berpikir untuk mampu berdiri melawan badai. Hingga tanpa kusadari badai itu telah berganti hujan yang meluruhkan seluruh pelangi yang pernah kita cipta. Berganti tangisan tiada henti. Menghujam, menderas dan tanpa ampun... tepat seperti saat aku menangisi kepergiaan kita, luruhnya kita dihempas badai yang hanya sekejap.
Tapi aku yakin, tangis ini akan berhenti dan berganti dengan matahari. Seperti hujan kali ini yang sekarang telah berhenti lagi-lagi tanpa permisi. Air-air hujan seperti terisap begitu saja ke langit ketujuh. Langit kembali cerah dengan matahari yang gagah, semburatkan warna jingga meski tak mampu menyecap habis sisa-sisa deras hujan. Lantai bumi masih basah mewanti-wanti orang-orang untuk berhati-hati ketika ingin kembali melanjutkan perjalanan. Layaknya hatiku yang akan kembali berlayar pergi meski dengan sisa-sisa luka yang akan membuatku lebih kuat dan berhati-hati.
“ Permisi mbak, saya mau ngepel lantai dulu “ suara si Mbok menganggetkanku sekaligus menarikku kembali ke dunia nyata. Ketika sore ini kembali seperti biasa dengan deretan kendaraan dan sepeda motor yang kembali melaju di jalan depan rumah, barisan burung yang terbang mengangkasa dan puluhan pasang kaki yang akan sekedar jalan sore atau jogging di taman depan rumah.
“Dan akhirnya semua akan kembali kepada sore yang biasa, pada suatu ketika, ketika aku harus kembali melangkah hingga bertemu kembali dengan cinta diujung jalanku..... “
Sent to : one in my past.


Jogja, 02 Juli 2010

2 Comments:

Blogger arysakty said...

one in the past... agung... tak terganti.. suatu ketika akan muncul kembali.. pasti .. meski dalam bentuk yang berbeda... dan kita baru menyadarinya setelah lama kita memutuskan bersamanya...

1:43 AM  
Anonymous iyut said...

One in the past, I hope to flush away but i want to keep it
* Labil Kaya Abege*
tp aseli ca inih .. #curcol

8:20 AM  

Post a Comment

<< Home